Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

PKBM Dhiyaul Amin adalah Program Kesetaraan Pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih

Gambar
PKBM Dhiyaul Amin adalah Program Kesetaraan Pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih  PKBM Dhiyaul Amin adalah Program Kesetaraan Pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih  Program Kesetaraan Pendidikan Paket B atau SLTP Program Kesetaraan Pendidikan Paket C atau SLTA Pondok Pesantren Dhiyaul Amin dibawah pimpinan  Tuan Guru Ahmad Junaidi, Beliau adalah ulama Kharismatik dari Desa Pamangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Beliau adalah Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Seberang dan Khodimul Majelis Rhaudhatul Ulum Al Mubarak Tuan Guru Ahmad Junaidi atau biasa di Panggil Guru Junai dengan di adakanya pendidikan Kesetaraan ini anak anak santri atau anak-anak didik yang belajar di Pondok Pesantren Salafiyah; Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih dapat memperoleh Ijazah setara Pendidikan SLTP dan SLTA  PKBM Dhiyaul Amin, Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pa...

KH Ahmad Junaidi Tuan Guru Ahmad Junaidi, Beliau adalah ulama Kharismatik dari Desa Pamangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Beliau adalah Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Seberang dan Khodimul Majelis Rhaudhatul Ulum Al Mubarak

Gambar
  KH Ahmad Junaidi  Tuan Guru Ahmad Junaidi, Beliau adalah ulama Kharismatik dari Desa Pamangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Beliau adalah Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Seberang dan Khodimul Majelis Rhaudhatul Ulum Al Mubarak Medan dakwahnya tak terbatas Kabupaten Hulu Sungai Tengah tetapi menembus Provinsi Kharismatiknya tak diragukan hasil dari Keistiqamahan beliau dalam dakwah, sosok yang Istiqamah Dalam mengajar bahkan tak jarang dalam keadaan sakitpun beliau tetap mengajar dan itu saya melihat sendiri dan alami langsung, dalam keadaan sakitpun beliau upayakan tetap mengajar, sungguh mulia dan Himmah beliau yang begitu besar dalam mengajar hingga semangat beliau mengalahkan tubuh beliau yang sedang sakit sekalipun,   Terlalu panjang cerita jika di urai, tak cukup tinta jika perjalanan itu ditulis, tulisan ini hanyalah setetes dari Lautan perjalanan Dakwah beliau ada banyak teladan Mulia yang Al faqir te...

di ambil dari berbagai sumber di posting ulang oleh : Muhammad Edwan Ansari,S.Pd.I ............. Kasarangan, Labuan Amas Utara, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan Copyright @catatanEdwanAnsari

Gambar
 di ambil dari berbagai sumber  di posting ulang oleh :   Muhammad Edwan Ansari,S.Pd.I ............. Kasarangan, Labuan Amas Utara, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan Copyright @catatanEdwanAnsari
 "Sungguh sedih dan gundah pikiran tatkala 'disalah-salahkan' -- ... di saat hidup di tengah masyarakat yang sedang menggebu-gebu (oleh provokasi sekian banyak narasi penuh kepentingan -- ... yang seakan 'tak terdeteksi' sumbernya) di masa dasawarsa penghujung abad XX lalu," tutur seorang rekan. "Pun, demikian, di lingkungan tempat saya bekerja," tambahnya.  Karena kebiasaan hidup dalam kegiatan pengajian, kala itu dia bikin pengajian tiap sore satu hari (dalam sepekan) di tempatnya mengabdi. Ternyata wacana-wacana yang diungkapkan merupakan wacana-wacana TAK POPULER -- ... di tengah arus banyak orang yang sedang sedemikian bernafsu membongkar 'bangunan' sebuah orde (dan 'kroni'-nya, demikian olok-olok santer ketika itu) -- ... tanpa mempertimbangkan banyak hal yang telah dihasilkan dan sedang dikembangkan ketika itu (dalam hal tersebut, antara lain, proyek IPTN Bandung, galangan PT PAL Surabaya, proyek listrik ENERGI NUKLIR Serpong, ...
 *Pandiran Warung: _"Kada sing akalan..."_* Ada satu cerita dari Diogones, seorang pemikir yang dikenal jenaka tetapi anekdot-anekdotnya memiliki hikmah. Suatu hari, Diogones berada di lingkungan istana dan sedang menyantap ubi. Kebetulan ubi itu rasanya tidak terlalu enak, tetapi Diagones nampak menikmatinya. Momen itu diperhatikan oleh Aristippos, seorang cendikia namun sekaligus juga penjilat Sang Raja.  _"Kalau engkau mau belajar menghamba pada Raja, maka kau tidak perlu lagi makan sampah seperti ubi di tanganmu..."_ Ucap Aristippos dengan angkuh.  Diagones dengan santai dan terus menikmati ubi di hadapannya, menyahut ucapan Aristippos; _"Jika engkau sudah belajar hidup dengan memakan ubi, engkau tidak perlu lagi menjilat raja..."_ Dari anekdot itu, nampaknya menggambarkan situasi yang kini jadi tontonan kita semua. Situasi di mana kekonyolan dan penghambaan pada jabatan, kedudukan, dan kekuasaan seakan hal biasa dan sampai pada level 'kewajaran...
 *Pandiran Warung: _"Tambuk sakataraan..."_* Sekian belas tahun silam, almarhum Abah menerima satu surat undangan dalam amplop besar warna coklat. Isi dalam amplop itu berisi beberapa dokumen dan surat. Surat tersebut adalah undangan menghadiri seremoni pemberian penghargaan doktor kehormatan aka doktor Honoris Causa (dr.HC) atas nama beliau.  Meyakinkan, sebab terlihat sangat formal dan cetakannya pun kualitas _lux._ Kaget dan sempat _himung_ sebab pemberian gelar ini tentu dari suatu prestasi non akademik yang luarbiasa pada bidang khusus atau pencapaian kekaryaan tertentu.  Sempat _ulun_ dan Abah diskusikan, waktu itu, sebab setelah dipelajari seluruh dokumen dirasa ada beberapa kejanggalan. Mulai dari tidak jelasnya indikator yang dijadikan penilaian, nama kampusnya sampai adanya beban biaya (akomodasi) yang harus dikeluarkan. Angkanya cukup besar bagi ukuran kami waktu itu. Jika tak khilaf lebih dari 5 juta. Jelas angka ini di luar kemampuan.  Terkait indikator ...
 *Pandiran Warung: _"Timpakulisme..."_* Dengan suasana panasnya perpolitikan di Banua saat ini, tentu _pian_ sudah mampu menerka arah _pandiran_ ini ke mana. Betul. Fenomena _manimpakul_ saban helatan pilkada acapkali jadi sajian perilaku sosial kita saat ini. Boleh jadi paham _timpakulisme_ tak hanya mewabah di banua, tapi juga dimana-mana wilayah yang sedang memasuki musim politik.  _Timpakulisme_ ini tak serta merta tercela, hakikatnya, meski memang pada praktiknya cenderung mudah untuk jadikan celaan. Sebab tabiatnya yang senang _mambatang timbul_ demi memenuhi kepentingannya tanpa peduli orang lain merupakan sikap paling pengecut dan pantas dicela. Namun bagaimanapun, timpakul adalah makhlukNya yang mungkin tercipta jadi contoh atau gambaran dari perilaku mereka yang senang memanfaatkan momentum atau kesempatan meraih keinginan dan ambisi pribadi meski dengan jalan _manimpakul_ tadi.  Fenomena _timpakulisme_ bisa kita lihat ketika maraknya penggunaan penyebutan diri ...
 Pandiran Warung; "Balajar Mambaca Garambuak..." Pasca ditetapkannya paslon dan nomor urut kontestan pilbup HST, maka harapan untuk memiliki banyak kontestan tertutup. Artinya, kita akan dihadapkan hanya pada dua pilihan. Aulia-Mansyah atau Rijal-Rosyadi. Tidak akan ada alternatif ketiga dan seterusnya. Walau hal itu sempat jadi harapan banyak orang.  Di situasi macam ini maka kita dituntut menggunakan skill yang dimiliki para angler alias buhan paunjunan. Sebab jika betul-betul peduli, maka tidak cukup hanya melihat sebatas pada apa-apa yang hadir di permukaan atau ruang-ruang publik apalagi sekadar jargon-jargon konyol yang ada. Terlalu spekulatif jika hanya sekadar managuki janji-janji kala kampanye. Di sinilah keahlian buhan paunjunan  diperlukan sebab mereka memiliki kemampuan untuk memprediksi ikan jenis apa yang ada dalam air hanya dari melihat garambuak yang muncul. Bisa menebak sebesar apa ikan berdasar dari burinik atau kacuap yang merambat ke permukaan.  P...
 *Pandiran Warung: _"Manakar bawang..."_* Hampir dua puluh tahun silam, kami pernah usaha kios sembako kecil-kecilan. Tidak bertahan lama sebab kendala utama kios sembako ada di lingkungan banyaknya rumah sewa (bidakan) agak sulit bertahan karena sulitnya mempertahankan perputaran modal. Selain mungkin kami tidak mahir dalam soal jualan sejenis.  Bagaimanapun, meski terbilang sebentar, pengalaman jadi penjual sembako di awal-awal pernikahan kami memberi pelajaran dan pengalaman berharga. Terkhusus bawang. Iya, bawang merah. Ada kisah soal teknik menjual bawang merah ini sebab ada strategi psikologi dalam proses penjualannya.  Soal trik psikologi _manakar bawang_ ini seringkali saya jadikan bahan obrolan dengan kawan. Sederhananya, ketika memasukkan jumlah bijian bawang ke wadah timbangan, maka masukkan sejumlah kurang dari berat besi penyeimbangnya atau dari berat pesanan pembeli sehingga posisi masih berat _batu dacing._ Ini butuh pengalaman sebab memperkiraan besaran _t...