"Sungguh sedih dan gundah pikiran tatkala 'disalah-salahkan' -- ... di saat hidup di tengah masyarakat yang sedang menggebu-gebu (oleh provokasi sekian banyak narasi penuh kepentingan -- ... yang seakan 'tak terdeteksi' sumbernya) di masa dasawarsa penghujung abad XX lalu," tutur seorang rekan. "Pun, demikian, di lingkungan tempat saya bekerja," tambahnya. 


Karena kebiasaan hidup dalam kegiatan pengajian, kala itu dia bikin pengajian tiap sore satu hari (dalam sepekan) di tempatnya mengabdi. Ternyata wacana-wacana yang diungkapkan merupakan wacana-wacana TAK POPULER -- ... di tengah arus banyak orang yang sedang sedemikian bernafsu membongkar 'bangunan' sebuah orde (dan 'kroni'-nya, demikian olok-olok santer ketika itu) -- ... tanpa mempertimbangkan banyak hal yang telah dihasilkan dan sedang dikembangkan ketika itu (dalam hal tersebut, antara lain, proyek IPTN Bandung, galangan PT PAL Surabaya, proyek listrik ENERGI NUKLIR Serpong, pengembangan pabrik senjata PINDAD-mandiri, dan banyak yang lainnya).


Kala itu para PION ("ujung tombak" pembawa 'pesan-pesan' kepentingan tertentu -- ... termasuk para aktivis KlRI-Baru/New-LEFT [yang bekerjasama dengan negara pengusung ide KOMUNISME-klasik yang masih tersisa -- ... dalam hal ini negara yang dikemudikan rezim warisan MAO TSE-TUNG/MAO ZEDONG, yang mereformasi diri pada masa DENG XIAOPING, yang merasa terancam -- ... sejak peristiwa runtuhnya TEMBOK BERLIN] yang menghidup-hidupkan 'lagu-lagu nostalgia' terkait proyek-proyek sosial-politik 'mereka' yang, 'mereka' bilang, masih belum juga kunjung rampung) bergentayangan di mana-mana dan saling "menguatkan" (di saat, memang, 'mereka' sedang berada dalam suatu kepentingan yang sama: merobohkan bangunan "kekuatan" yang 'mereka' sebut sebagai ANCAMAN INTRA & EKSTRA (dalam arti regional & mancanegara -- ... yang 'mereka' katakan sebagai MONSTER-laten di masa depan dunia).


Sekian banyak NGO (Non-Govermental Organization), yang biasa kita kenal dengan sebutan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), bermunculan dan tumbuh sangat subur. Para anggotanya menuai sekian banyak UANG (dari "JURAGAN-JURAGAN" tersembunyi [the Hiden Boss]).


Dan... meledaklah sekian banyak kerusuhan (KERUSUHAN-buatan -- ... termasuk kerusuhan "Jum'at Kelabu" 23 Mei 1997 di Banjarmasin), penciptaan CHAOS (kekacauan) di banyak kawasan... nyaris di semua kota penting di seantero negeri.


Dua orang 'rekan' (yang kerap jadi LAWAN dalam hal pengungkapan-pengungkapan diskursus [discourse]-'ilmiah'), alumnus Universitas Chicago (sudah ALMARHUM kini -- ... semoga ALLAH memaafkan mereka. Aamiin.. Allaahumma aamiin...!!!) termasuk yang "mengompori" pak Amien ketika itu: 'tuk terlibat dalam laku-POLITIK PRAKTIS di tengah arus yang kian deras (yang telah berhasil 'mereka' ciptakan ketika itu), demikianpun Kang Jalal -- ... meski dengan tampilan TAK VULGAR, lantaran berposisi sebagai sosok-sosok yang dikenal (atau, mungkin, lebih tepatnya: dianggap) sebagai CENDEKIAWAN ketika itu.


Namun... sudahlah. Itu masa lalu! Bagaimanapun, tiada yang betul-betul sempurna (tindakan) di hari-hari dunia fana ini. Dan manusia, dengan idzin dan pertolongan ALLAH, bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi. 


ALHAMDULILLAAH..!!! MAHA TERPUJI ALLAAH...!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sosok Muhammad Edwan Ansari atau Abah Rafli sang Relawan Sosial Kemanusiaan, Dakwah dan aktivis Idealis