*Pandiran Warung; _“Kada cukup piluru…”_* Menyimak debat Cabup-cawabup Hulu Sungai Tengah tadi malam, _ulun_ teringat momen beberapa tahun silam ketika disukusi ILC Tv One terkait rencana debat Pilpres yang mana kala itu menghadirkan komisioner KPU (Wahyu Setiawan) dan Bung Rocky Gerung. Rocky mengkritisi dengan tajam langkah KPU yang memberikan (beberapa hari sebelum agenda debat) berupa kisi-kisi pertanyaan yang nantinya dijadikan bahan debat. Alasan ketua KPU waktu itu dalam narasinya menggunakan dalil; _“Untuk menyelamatkan wajah Paslon (capres/cawapres) agar tidak dipermalukan atau dibuat malu”_. Seperti kita ketahui saat itu Pilpres diikuti dua paslon, Jokowi Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga. Rocky kemudian meminta semua melihat ke dua poster besar dua paslon lantas bertanya pada KPU dengan tajam; _“Dari empat wajah itu, yang berpotensi memalukan publik yang mana?”_ Momen ini hadir ketika KPU membuat skema debat yang berbeda dari sebelumnya ditambah dengan adanya pembagian ...
Postingan
PKBM Dhiyaul Amin adalah Program Kesetaraan Pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
PKBM Dhiyaul Amin adalah Program Kesetaraan Pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih PKBM Dhiyaul Amin adalah Program Kesetaraan Pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Program Kesetaraan Pendidikan Paket B atau SLTP Program Kesetaraan Pendidikan Paket C atau SLTA Pondok Pesantren Dhiyaul Amin dibawah pimpinan Tuan Guru Ahmad Junaidi, Beliau adalah ulama Kharismatik dari Desa Pamangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Beliau adalah Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Seberang dan Khodimul Majelis Rhaudhatul Ulum Al Mubarak Tuan Guru Ahmad Junaidi atau biasa di Panggil Guru Junai dengan di adakanya pendidikan Kesetaraan ini anak anak santri atau anak-anak didik yang belajar di Pondok Pesantren Salafiyah; Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih dapat memperoleh Ijazah setara Pendidikan SLTP dan SLTA PKBM Dhiyaul Amin, Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pa...
KH Ahmad Junaidi Tuan Guru Ahmad Junaidi, Beliau adalah ulama Kharismatik dari Desa Pamangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Beliau adalah Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Seberang dan Khodimul Majelis Rhaudhatul Ulum Al Mubarak
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
KH Ahmad Junaidi Tuan Guru Ahmad Junaidi, Beliau adalah ulama Kharismatik dari Desa Pamangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Beliau adalah Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Seberang dan Khodimul Majelis Rhaudhatul Ulum Al Mubarak Medan dakwahnya tak terbatas Kabupaten Hulu Sungai Tengah tetapi menembus Provinsi Kharismatiknya tak diragukan hasil dari Keistiqamahan beliau dalam dakwah, sosok yang Istiqamah Dalam mengajar bahkan tak jarang dalam keadaan sakitpun beliau tetap mengajar dan itu saya melihat sendiri dan alami langsung, dalam keadaan sakitpun beliau upayakan tetap mengajar, sungguh mulia dan Himmah beliau yang begitu besar dalam mengajar hingga semangat beliau mengalahkan tubuh beliau yang sedang sakit sekalipun, Terlalu panjang cerita jika di urai, tak cukup tinta jika perjalanan itu ditulis, tulisan ini hanyalah setetes dari Lautan perjalanan Dakwah beliau ada banyak teladan Mulia yang Al faqir te...
di ambil dari berbagai sumber di posting ulang oleh : Muhammad Edwan Ansari,S.Pd.I ............. Kasarangan, Labuan Amas Utara, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan Copyright @catatanEdwanAnsari
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
"Sungguh sedih dan gundah pikiran tatkala 'disalah-salahkan' -- ... di saat hidup di tengah masyarakat yang sedang menggebu-gebu (oleh provokasi sekian banyak narasi penuh kepentingan -- ... yang seakan 'tak terdeteksi' sumbernya) di masa dasawarsa penghujung abad XX lalu," tutur seorang rekan. "Pun, demikian, di lingkungan tempat saya bekerja," tambahnya. Karena kebiasaan hidup dalam kegiatan pengajian, kala itu dia bikin pengajian tiap sore satu hari (dalam sepekan) di tempatnya mengabdi. Ternyata wacana-wacana yang diungkapkan merupakan wacana-wacana TAK POPULER -- ... di tengah arus banyak orang yang sedang sedemikian bernafsu membongkar 'bangunan' sebuah orde (dan 'kroni'-nya, demikian olok-olok santer ketika itu) -- ... tanpa mempertimbangkan banyak hal yang telah dihasilkan dan sedang dikembangkan ketika itu (dalam hal tersebut, antara lain, proyek IPTN Bandung, galangan PT PAL Surabaya, proyek listrik ENERGI NUKLIR Serpong, ...
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
*Pandiran Warung: _"Kada sing akalan..."_* Ada satu cerita dari Diogones, seorang pemikir yang dikenal jenaka tetapi anekdot-anekdotnya memiliki hikmah. Suatu hari, Diogones berada di lingkungan istana dan sedang menyantap ubi. Kebetulan ubi itu rasanya tidak terlalu enak, tetapi Diagones nampak menikmatinya. Momen itu diperhatikan oleh Aristippos, seorang cendikia namun sekaligus juga penjilat Sang Raja. _"Kalau engkau mau belajar menghamba pada Raja, maka kau tidak perlu lagi makan sampah seperti ubi di tanganmu..."_ Ucap Aristippos dengan angkuh. Diagones dengan santai dan terus menikmati ubi di hadapannya, menyahut ucapan Aristippos; _"Jika engkau sudah belajar hidup dengan memakan ubi, engkau tidak perlu lagi menjilat raja..."_ Dari anekdot itu, nampaknya menggambarkan situasi yang kini jadi tontonan kita semua. Situasi di mana kekonyolan dan penghambaan pada jabatan, kedudukan, dan kekuasaan seakan hal biasa dan sampai pada level 'kewajaran...
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
*Pandiran Warung: _"Tambuk sakataraan..."_* Sekian belas tahun silam, almarhum Abah menerima satu surat undangan dalam amplop besar warna coklat. Isi dalam amplop itu berisi beberapa dokumen dan surat. Surat tersebut adalah undangan menghadiri seremoni pemberian penghargaan doktor kehormatan aka doktor Honoris Causa (dr.HC) atas nama beliau. Meyakinkan, sebab terlihat sangat formal dan cetakannya pun kualitas _lux._ Kaget dan sempat _himung_ sebab pemberian gelar ini tentu dari suatu prestasi non akademik yang luarbiasa pada bidang khusus atau pencapaian kekaryaan tertentu. Sempat _ulun_ dan Abah diskusikan, waktu itu, sebab setelah dipelajari seluruh dokumen dirasa ada beberapa kejanggalan. Mulai dari tidak jelasnya indikator yang dijadikan penilaian, nama kampusnya sampai adanya beban biaya (akomodasi) yang harus dikeluarkan. Angkanya cukup besar bagi ukuran kami waktu itu. Jika tak khilaf lebih dari 5 juta. Jelas angka ini di luar kemampuan. Terkait indikator ...