Copas


Diantara karomah yg mulia Samahatul Imam Al-Hafizh Al-Musnid Al-Quthub Al-Habib Abdullah Bin Abdul Qodir Bilfaqih yg tdk diketahui oleh banyak orang wlw pun Alhmni


Pada thn 1974 akhir, alfaqir beserta beberapa orang tua kami yg berasal dari Pedurenan yg kebetulan datang menjenguk anaknya yg belajar di Ma'had Darul Hadits Al-Faqihiyyah disuruh berangkat ke Masjid Sunan Ampel Surabaya utk ikut mengawal Beliau yg kebetulan bertugas sebagai Khatib Jum'at disana dan secara kebetulan ada kunjungan dari Al-Allamah Al-Habib Abdul Qodir Bin Ahmad Assegaf (Makkah Al-Mukarromah)

*

Kami menyewa mobil Toyota Hiace dan berangkat dari Malang sekitar pukul 09.00 sementara mobil Beliau impala hijau yg akan di sopiri oleh Mu'allim Musthafa Adam (Simprug Kebayoran lama) blm keluar dari Garasi.

*

Sesampainya kami di Masjid Sunan Ampel Surabaya, Maha Guru sdh dipenghujung khutbah pertama.

*

Kami dengar informasi dari Mu'allim Musthafa Adam yg berangkat dari Malang sekitar pukul 11.00 katanya mobil itu seperti jalan di udara dan tanpa terasa tau2 sdh masuk ke area parkir Masjid Sunan Ampel.


سبحان الله العظيم

*

Selesai shalat Jum'at yg di imami oleh Maha Guru, kami merangsek masuk ke sebelah Mihrab (tempat pengimaman), ternyata yg kami temui hanya Al-Habib Abdul Qodir Bin Ahmad Assegaf sementara Beliau sdh tdk ada ditempat itu.

*

Saya bertemu dg Mu'allim Romli dan bertanya "Ainal Ustadz" (saat itu semua murid hanya memanggil dg sebutan "Ustadz" belum dimulai dg panggilan Samahatul Imam.

*

Mu'allim Romli menjawab "Hadza Na'luh" ini sandal Beliau yg ditunjukkan diatas tangan Beliau yg dibawa persis seperti orang menegang sebuah kitab (tdk seperti kita membawa sandal pada umumnya.

*

Mu'allim Romli menyuruh kami utk menuju makam Sunan Ampel dan ternyata ditempat itu sdh berdiri Paduka yg mulia Samahatul Imam Maha Guru kita 

*

Tiba2 dari dlm makam keluar satu nampan yg berisi 6 buah cangkir dan satu teko yg terbuat dari perak.

*

Teko itu menuangkan kopi tanpa terlihat siapa yg menuangnya.

*

Setelah Maha Guru minum kopi tersebut, nampan dan sgl isinya masuk kembali kedalam makam dan hal itu disaksikan oleh orang banyak termasuk Alfaqir. Alhamdulillah

*

Coba renungkan, shahibul Maqom yg sdh wafat ratusan tahun lamanya saja msh menyambut kedatangan Maha Guru dan memuliakan Beliau dg menyuguhi kopi istimewa.

*

Kenapa kita yg mengaku sebagai santrinya msh ragu dan kurang yakin dg karomah yg Alloh berikan kpd Maha Guru kita...?

*

Dulu saat Maha msh hidup saja sdh sangat Kasyaf apalagi setelah Beliau berada di Barzakhnya pasti akan lbh tajam lagi tanpa hijab sedikit pun utk mendatangi dan mengawasi para muridnya


إن كرامة الأولياء لا تنقطع بموت صاحبها

Sesungguhnya Karomah para Wali itu takkan putus wlw Pemilik karomah (Wali) tersebut sdh wafat.

*

كفى بشيخنا القطب أستاذا ومرشدا وكفى بدار الحديث لنا معه

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sosok Muhammad Edwan Ansari atau Abah Rafli sang Relawan Sosial Kemanusiaan, Dakwah dan aktivis Idealis